Saturday 31 March 2018

Kerja Bakti Penuh Cinta



Sabtu, 31 Maret 2018
Menyongsong bulan baru. Persiapan video shoot profil sekolah.
Agenda sekolah kami kerja bakti membersihkan seluruh lingkungan sekolah. Seluruh warga sekolah ikut serta dalam kerja bakti tersebut. Tugasku mengambil gambar dan video agenda kerja bakti yang penuh cinta itu. 
Ada satu murid yang menarik perhatianku. Lagi-lagi si Dia.. Si solihah Aul yang membuatku meleleh.. cieee.. meleleh...
Karena kerja bakti, ibu bapak guru pakai kaos. Nah, lain dengan ku yang ada jadwal KKG PAI di KUA. Aku pakai batik bebas agak semiformal. Pakai kerudung yang tidak biasa dari hari-hari biasa. hihi macam mana ini?
👸
Aku mengambil gambar kelas 1. Begitu masuk kelas si Aul yang duduk di bangku paling belakang menyeletuk,"Ibuk hari ini cantik". Aku tersenyum dan berkata,"terima kasih". Aku berpikir dalam hati, berarti di hari2 biasa aku tidak cantik ya Nak?
😂 
Seorang guru memang harus berpakaian necis dan beraroma wangi. Biar murid-muridnya semangat buat belajar. Melihat gurunya "cantik". Semoga cantiknya Bu Guru dari hati ya Nduk!
😂

Setelah mengambil gambar kelas 1, aku menuju kelas 2. Sampai kelas 2 ada saja murid yang curhat.
😂Kutanggapi sebentar dan belanjut sampai kelas 6..

Seusai mengambil gambar dan video agenda kerja bakti, aku pun menuju Mushola sekolah. Kebetulan amanah ku di sana guru PAI, dan aku diberi amanah lain selain menjadi guru PAI aku diberi tanggung jawab terhadap mushola sekolah. Mulai dari mana? 
Hmmm, mumpung kerja bakti, saatnya ngepel mushola, terlihat sudah lama mushola tidak di pel. Akhirnya aku memutuskan untuk membeli peralatan pel khusus untuk mushola. 
Bersih2 Mushola adalah hal yang menyenangkan bagi 4 anak kelas 3 yang membantuku..Dava, Bagas, wisnu dan Fuad. Mereka dengan senang hati berebut ingin menyapu dan mengepel Mushola..Akhirnya aku meminta mereka bagi tugas. Ada yang membersihkan jendela, membersihkan karpet, nyapu dan ngepel.. Saat ngepel, awalnya mereka saling menyalahkan karena lantai yang sudah dipel kotor lagi. Akhirnya aku ajari sambil mengarahkan. "Gini lho Le, ngepelnya mundur, jadi lantai yang sudah dipel nggak kotor lagi. 
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/f4c/1/16/1f642.png:) "
Akhirnya mereka paham, dan mereka pun mau bergantian untuk merasakan asyiknya mengepel mushola.. 
🤗
Seusai bersih-bersih mushola, aku pun pamit untuk KKG di KUA. Tahukah kalian KKG PAI Sanden itu tempat nya di Balai Nikah KUA Sanden. Awal mula ikut KKG dulu agak Baper gimana gitu... Tapi lama2 sudah biasa dan aku menjadi guru yang paling muda dan satu2 nya guru PAI yang masih single di Sanden. Bersabar sampai hari bahagia itu tiba...

Selamat berjuang Bu Guru. Jadikan lelahmu menjadi Lillah. 
Kerjabakti penuh cinta dari anak2 ku.. 
💖

Selamat menyongsong Bulan Baru 
@arti_amiable

Bersyukur itu Indah


14.Ibrāhim : 7
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan,
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."

Mari kita belajar bersyukur atas semua nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah. Termasuk mensyukuri keluarga yang kita miliki, ibu bapak kakak adik. Juga mensyukuri persahabatan. Teman dalam lingkaran. Saling mencintailah karena Allah..
Cinta karena Allah itu, berarti menginginkan kebaikan atas orang yang dicintainya. Bahagia melihatnya dalam ketaatan. Bersedih melihatnya dalam kemaksiatan.
Mencintai karena Allah itu, tetap ada di samping orang yang dicintai meski kita tahu seberapa banyak aib nya hingga kita akan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Mencintai karena Allah itu, jika ada salah satu yang lalai, maka yang lain mengingatkan. Jika ada salah satu yang hampir tersesat di persimpangan, yang lain menggenggam untuk menariknya kembali ke jalan yang benar. Jika ada salah satu yang tak bersemangat, yang lain memberikan sugesti positif agar yang dicintai juga bersemangat, bukan malah ikut2an tak bersemangat. Mencintai karena Allah itu saling menjaga, saling percaya, saling menutupi aib saudaranya, saling menasihati dan kebaikan dan kesabaran.
Sebab tujuan kita satu, berjumpa dengan Allah di Surga, bersama orang-orang yang kita cintai...
Itulah cinta karena Allah.. Cinta yang hakiki.. Mencintai apa yang Allah cintai, dan membenci apa yang Allah benci...
Semoga kita bisa saling mencintai karena Allah..

احبكن في الله
# Dalam Halaqah Cinta #
Sabtu, 31 Maret 2018
@arti_amiable
Selamat Menyongsong Bulan Baru 🤗

Friday 30 March 2018

Sahabat itu Bukan Karena Golongan

Sudah hampir 7 tahun kita saling mengenal. Kalo kata brother "Di sini, kita pernah bertemu. Mencari warna seindah pelangi nananananana " Kampus oren. Ups, siapa sangka aku anak yang mellow ini mantan calon alumni fakultas Teknik euy.. Cuma "Mantan Calon Alumni" :(

Hey kalian! Aku tak akan membahas diriku yang 'mantan calon alumni'. Tapi, aku ingin membahas bahwa Allah menakdirkan kita saling mengenal bukan karena kita berasal dari background yang sama. Ada yang bilang, "Sahabat itu hadir karena sekufu' dengan kita". Sekufu' dalam hal apa? Hal keimanan, hal pola pikir, latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, daerah asal, umur, dll.
Kita bersahabat bukan karena golongan. Meski kita sering berbeda pendapat, tapi kita mencoba untuk bertoleransi. Begitulah takdir kita berada di zaman yang multikultural.
Baik, sekali lagi, kita bersahabat bukan karena golongan.. 7 tahun kita saling mengenal, dan kita sama-sama paham bahwa kita itu berasal dari background yang berbeda. Kuakui, mungkin hanya aku yang berbeda dari kalian. Aku berasal dari warga M****M***Y*H, sedangkan kalian berasal warga *U. Lantas apakah membuatku menjaga jarak dengan kalian? Lantas apakah bersahabat dengan kalian artinya aku tidak militan dengan apa yang aku yakini? Lantas apakah karena beda latar belakang, membuat kalian mengucilkan ku? Tidak pernah ada seperti itu yang kurasakan.
Justru aku bersyukur mengenal kalian. Aku bersyukur bisa bertukar pikiran dengan kalian. Dengan begitu kita bisa memahami bahwa bersahabat itu bukan karena golongan. Tapi, karena ikatan akidah Islam. Semoga persahabatan kita tidak akan pernah putus.. Aamiin...

Monday 26 March 2018

Outbond ROHIS An-Nur SMK N 1 Pandak


Tetiba teringat...

Tempat aku dipertemukan dengan mereka... 
Terima kasih telah memberi kesempatan kepadaku mengenal kalian...
Terima kasih telah memberi kesempatan kepadaku belajar dari kalian...
Mohon maaf bila selama bersama, saya banyak salah dan khilaf...
Selamat berjuang di jalan hidup masing-masing...
Di manapun kita berada, kita adalah da'i sebelum apapun..

Semoga bisa berjumpa hingga ke Surga...



# Ceritanya pertama ngirim foto ke Dek Dian, eh terus di masukin ke grup alumni Rohis An-Nur... Emang saya tipe2 melankolis atau melow2 gimana gitu.

# Maaf ya lebay... 


Jangan Bosan Bersabar dan Bersyukur


Jangan pernah bosan untuk bersabar dan bersyukur... 

Sebab bahagia itu bukan ada dengan sendirinya...Bahagia itu diciptakan...
Bahagia itu letaknya di hati, sedangkan hati adalah tempatnya iman...Kunci kebahagiaan itu adalah hati yang senantiasa sabar, syukur, ikhlas, dan tawakkal...
Selalu yakin dan husnudzon dengan segala takdir yang Allah berikan... 
Tak perlu melihat rumput tetangga yang lebih hijau... 

Livingroom, 26 Maret 2018
@arti_amiable

Sunday 25 March 2018

Rencana Allah Memang Paling Indah

N: Ukh. Ane mau belajar tahsin lagi sm anti.
Sebelum (melingkar) bisa kah kita awal ketemu. Pingin belajar.
A: boleh bingit.
Alhamdulillah. Rasanya bahagia sekaligus terharu melihat ada teman yang semangat banget belajar Al-Quran. TIDAK ADA KATA TERLAMBAT. Semoga niat baik kita dimudahkan jalannya oleh Allah. Aamiin.
Jadi ceritanya ukhti yang kukenal kurang lebih 5 tahun yang lalu ini, dulu pernah belajar tahsin waktu saya masih kuliah. Biasanya kami meet up di Masjid kampus salah satu universitas negeri di Yogyakarta. Masjid yang bagiku penuh dengan kenangan. Tak hanya kenangan bersamanya. Tapi juga kenangan bersama yang lainnya.
Rencana Allah memang yang paling indah. 5 tahun yang lalu kami dipertemukan di sebuah organisasi dakwah sekolah di bantul. Entah bagaimana ceritanya, awal mula kami saling mengenal, kami bisa langsung akrab. Lagi2 mungkin ini yang dinamakan sekufu'. Baru kenal, tapi terasa sudah lama kenal. Sering kami berkomunikasi, dan bagiku beliau adalah sosok yang dewasa. Suatu saat beliau tahu, saya di asrama diajari tahsin. Beliau pun minta diajarin tahsin. Alhamdulillah Allah berikan kemudahan untuk belajar benerin bacaan Al-Qur'annya. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, kami meet up di Masjid penuh kenangan.
Pada akhirnya kami susah matchkan waktu dan tahsinnya tidak kami lanjutkan.
Namun demikian, komunikasi kami tidak terputus meski kami sudah jarang bisa bersua.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun bulan Maret 2018, saya dipertemukan kembali dengan beliau dalam satu forum lebih dekat. Dan saya bahagia mendengar beliau beniat belajar lagi. Kami bisa belajar bersama kembali. Semoga ikatan ukhuwah kita semakin erat. Dan bisa berkumpul kembali di Surga-Nya kelak.
Begitulah rencana Allah yang indah. Jangan risau. Rencana Allah itu paling indah. 

Aku Ingin Merantau

Ya Allah, kenapa aku ingin merantau? 
Padahal aku tak bisa jauh dari orang tua.. 
Dan besar kemungkinan orang tua tak mengizinkan..
Ya Allah, kenapa aku ingin merantau?
Padahal bila dekat dengan orang tua, aku punya kesempatan besar untuk berbakti kepada keduanya..
Ya Allah, kenapa aku ingin merantau?
Padahal Yogyakarta adalah kota yang membuat banyak orang jatuh cinta dan ingin kembali ke Jogja...

Lalu kubertanya pada hati nurani, "Sungguhkah keinginan merantau mu ini karena ingin mewujudkan impian besarmu? Ataukah hanya karena ego mu yang ingin lari dari kenyataan hidup? Mengubur kenangan yang pernah kau lalui.. Meninggalkan segala kesedihan yang pernah tertoreh di lembaran hidup masa lalumu??"
Lalu, hati nurani menjawab,"Sejujurnya aku tak ingin merantau. Aku ingin tetap tinggal di sini. Di kotaku yang nyaman ini. Di sebuah pedesaan yang masih kental akan rasa kekeluargaan dan gotong royong.. Sebuah desa yang penuh dengan keberagaman, namun tetap dalam tatanan indah dan harmoni.. Harusnya aku bersyukur tinggal di sebuah tempat yang sangat nyaman ini... Tinggal bersama kedua orang tua dengan penuh cinta... Ahhh, keinginan untuk merantau itu mungkin hanya pelarian saja... Pelarian dari masa lalu saja..."

Lalu, aku pun memohon pada Tuhanku, Allah swt, untuk memberikan takdir terbaik untukku dan masa lalu yang ingin kutinggalkan... Aku pun memohon pada Tuhanku, Allah swt, untuk memberikan kelapangan hati padaku agar aku mampu bersyukur dan ridho atas segala ketentuan-Nya...

Apa Kabar Iman?

Mungkin dulu, kita mampu merasakan nikmatnya ibadah... Merasakan nikmat dan tentramnya sholat. Merasakan nikmat dan tentramnya saat bermesra dengan Al-Quran. Merasakan nikmatnya bermesra dengan Allah di sepertiga malam... Sunnah Rawatib semampu mungkin didirikan... Puasa sunnah dilaksanakan... Bukan karena kita hebat, melainkan Allah-lah yang memberi rahmat, hidayah, dan taufik-Nya kepada kita... Lantas, jika saat kita merasa berat melakukan semua itu... Ketenangan tak didapat, ketentraman tak dirasa, su'udzon sering menghinggap, berat sungguh berat dan tak mampu merasakan nikmat ibadah... Mungkin iman kita bermasalah.... Mungkin sudah terlalu banyak dosa dan maksiat dilakukan... Mungkin kita masih mengejar dunia.... Lalu? Apa yang harus kita lakukan untuk bisa meraih kenikmatan ibadah pada Allah? Taubatan nasuha... berdoa... Semoga Allah memberikan ampunan dan rahmat hidayah serta taufik-Nya kepada kita... Semoga Allah mampukan untuk istiqomah dan ridho terhadap setiap langkah yang kita tempuh... Dan semoga Allah melimpahkan keberkahan kepada kita... aamiin
Allahu a'lam..

Thursday 15 March 2018

Bertafakur dalam Perjalanan



Melakukan perjalanan adalah sebuah kenikmatan yang wajib kita syukuri. Terlebih ketika kita melakukan perjalanan dengan sebuah kendaraan yang saat ini sangat memudahkan kita...Maka kita hendaknya tak henti-hentinya bersyukur kepada-Nya.

Coba bayangkan ketika zaman Rasulullah dulu, saat perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki, dengan keledai, onta, dan kuda..Saat itu pun adalah bukan masa-masa yang aman sebab Ketika mendakwahkan Islam, Rasulullah banyak dimusuhi oleh orang2 kafir.. Hingga suatu ketika masa semakin genting hingga turunlah ayat memerintahkan untuk berhijrah... Dalam perjalanan ini pun Rasulullah melakukan perjalanan tidak menggunakan kendaraan seperti yang kita kendarai saat ini... Sekali lagi, tak semestinya kita mengkufuri nikmat yang Allah berikan...


Nah, sekarang kita bisa dengan mudah melakukan perjalanan dengan berkendara...Kita bisa mengamati hal-hal dan peristiwa yanh kita lihat untuk kemudian dipikirkan... Sungguh, setiap peristiwa pasti mengandung banyak hikmah...


Ketika kita melihat penjual koran di persimpangan lampu merah.. Ketika kita melihat seorang ayah yang mengantarkan sekolah anaknya... Ketika kita melihat seorang laki2 yang pergi bekerja mencari nafkah... Ketika kita melihat seorang pengemis di persimpangan jalan.... Para tukang yang sedang memperbaiki saluran air...Atau yang paling dekat ketika kita melihat sopir bis yang sedang kita kendarai.. Dalam perjalanan, kita juga melihat hamparan persawahan, pohon2 berjajar-jajar, Langit yang membiru, gunung menjulang tinggi meski dari kejauhan, gedung yang berdiri di mana-mana. Tentu Allah telah memberikan akal pikiran dan hati nurani kepada kita.. Banyak hikmah yang bisa kita ambil... 


Di sisi lain, perjalanan itu sebuah kenikmatan yang tak bisa kita pungkiri... Sebab, dengan melakukan perjalanan, kita bisa lebih mendekatkan hati dan diri kita kepada Sang Pencipta kita.. Dalam perjalanan kita bisa lebih banyak berdzikir, merenung, dan berpikir...
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?"

Selamat rihlah.. Semoga Allah melimpahkan barokah
@Bus Ganjuran Putra, March 15 2018, 08.23
@arti_amiable