Wednesday 30 May 2018

Setahun Yang Lalu...






Hari ini, setahun yang lalu adalah hari bersejarah bagiku. Why? Hari ini, setahun yang lalu, tepatnya 30 Mei 2017 adalah hari di mana aku harus mempertanggungjawabkan penelitianku di hadapan para penguji. Namanya ujian Munaqosyah alias pendadaran alias sidang skripsi. Hari yang kutunggu-tunggu setelah 3 tahun 8 bulan belajar di jurusan PAI UIN Sunan Kalijaga. Perjuangan yang tak akan kulupakan. 

Skripsiku telah aku rencanakan sejak aku masih PPL bulan Juni 2016. Waktu itu teman2ku sudah banyak yang acc tema, sedangkan aku harus beberapa kali revisi tema. Alhamdulillah, di revisi yang ketiga, tema saya di acc dosen pembimbing akademik. Setelah acc tema di DPA, aku harus mengajukan ke Ketua Jurusan. Alhamdulillah tema ku di acc, yaitu tema tentang indeks integritas sekolah dan budaya jujur di MTs Al Furqon. Setelah acc tema, aku tidak langsung mengerjakan proposal. Hal ini karena aku harus mempersiapkan diri menghadapi KKN di Bulan September sampai November. Tema kuabaikan sejenak. 

Selesai KKN di Bulan November, aku langsung ke MTs untuk mencari data pra penelitian. Ternyata aku kesulitan mencari data dan Kepala MTs nya pun tidak punya panduan penilaian indeks integritas, yang punya adalah pemda. Akhirnya aku memutuskan ganti tema saja. 

Bulan Desember 2016 saya curhat dan mengajukan tema baru ke dosen pembimbing akademik. Seperti biasa, dari DPA selalu ada revisi. Di revisi yang keempat, Alhamdulillah tema saya diterima. Kemudian saya mengajukan tema ke Ketua jurusan, ternyata yang di acc adalah tema yang sebenarnya aku hindari karena berkaitan dengan tafsir Qur'an. Aku mengambil tema Implementasi Q.S. Luqman ayat 12-19 dalam pendidikan akidah akhlak dalam keluarga. Tapi aku tetap bersyukur karena dengan tema tersebut aku semakin memahami bagaimana pendidikan akidah akhlak yang ideal di dalam lingkup keluarga. Setelah acc tema, aku segera membuat proposal dan mengajukan judul. Prosedurnya memang harus mengajukan proposal ke DPA lagi, baru ke Kajur lagi. Seperti biasa, di DPA proposalku banyak revisi, alhamdulillah alhamdulillah segera acc setelah revisi yang ketiga. Kemudian aku langsung mengajukan ke ketua jurusan, ternyata masih ada revisi terkait teknik penulisan catatan kaki. Alhamdulillah revisi sekali dan acc tanggal 16 Januari 2017. Setelah acc proposal saya diberikan dosen pembimbing skripsi. Dan hari itu juga saya mencoba menghubungi Pak Dosen Pembimbing Skripsi. Kebetulan saya dapat Prof. Maragustam. Dan setelah menghubungi tidak ada jawaban, akhirnya saya menuju kantor beliau di kopertais (gedung rektorat). Dan di situ saya merasa sedih karena ternyata Pak Dosen baru saja masuk rumah sakit dan harus operasi besar.
Dua minggu ku menunggu, ternyata Pak Dosen belum pulih.  Aku mengadu pada Allah dan istikharah. Akhirnya kuberanikan diri menghadap Ketua Jurusan minta ganti dosen pembimbing akademik. Ternyata Pak Kajur tidak mengabulkan permintaanku. Akhirnya aku harus menunggu lagi sampai Pak Dosen pulih. 

Dalam masa menanti kesembuhan DPS, alhamdulillah aku dapat tawaran belajar bahasa Inggris gratis di Rumah Inggris Jogja. Tawaran gratis ini karena yang punya RIJ adalah teman KKN ku. Aku dan Maitsa belajar di sana. Alhamdulillah, semua yang Allah takdirkan itu pasti yang terbaik. Tak ada yang sia2.

Sekitar pertengahan Februari 2017 aku mencoba menghubungi DPS. alhamdulillah sudah mendapat respon. Aku janjian ketemu dosen dan alhamdulillah acc proposal untuk diseminarkan tanggal 16 Februari 2017. Ternyata 1 hari sebelum hari H Pak Dosen sakit lagi. Akhirnya seminar proposalku ditunda dan Alhamdulillah aku jadi seminar tanggal 24 Februari 2017. Setelah selesai seminar aku revisi proposal, kemudian acc dan langsung mencari syarat2 untuk izin penelitian. 

Bulan Maret 2017 aku mulai penelitian. Mengambil data dari berbagai sumber data. Aku mengambil data sekitar 2 minggu. Selanjutnya mengolah data. Huaaa.. Ternyata yang sulit itu mengolah data. Dan aku baru menyadari bahwa penelitianku itu penelitian gabungan antara literer dan lapangan. Cukup lama aku mengolah data. Aku sengaja menyelesaikan  laporan penelitian sampai BAB terakhir agar enak bimbingannya. 

Setelah selesai Bab terakhir sekitar pertengahan bulan April 2017 aku menghubungi dosen untuk bimbingan. Seperti biasa, tak ada laporan yang langsung sempurna. Aku beberapa kali revisi. Dan setiap kali bimbingan Pak Dosen berpesan,"Revisinya jangan lama2." Setelah beberapa kali revisi akhirnya tanggal 17 Mei 2017 aku acc skripsi untuk diujikan.

Aku menargetkan harus wisuda Bulan Agustus 2017. Dan sejak kualami banyak drama selama skripsian, kini aku bagaimanapun caranya aku harus mengambil hati dosen agar bisa wisuda Agustus 2017.

Buat Wisuda Agustus 2017, kami mahasiswa UIN Sunan Kalijaga memiliki batas waktu pendaftaran ujian munaqosyah. Dan tahukah? Pendaftaran terakhir tanggal 20 Mei 2017. Waktu itu Dosen Pembimbing ACC ujian tanggal 17 Mei 2017. 

Akhirnya aku mencari syarat-syarat pendaftaran dan mendaftar online sebelum tanggal 20 Mei 2017, cuma kurang pendaftaran offline dan minta jadwal ujian ke dosen. Aku kurang beruntung, tepat siang hari ketika aku mau minta jadwal ujian munaqosyah, ternyata Pak Dosen sudah terbang ke luar kota. Akhirnya aku mendapatkan jadwal munaqosyah hari Senin tanggal 22 Mei 2017 untuk ujian tanggal 29 Mei 2017. Saat aku mau memasukkan berkas pendaftaran offline tanggal 23 Mei 2017, aku langsung ditolak dengan alasan waktu sudah mepet sulit untuk mencari penguji. Rasanya badanku lemes banget mendengarnya. Mataku memerah ingin menangis. Aku beralasan bahwa baru dapat jadwal kemarin karena Pak Dosen keluar kota. Petugas TU menjawab kalau ini sudah lewat batas waktu pendaftaran untuk periode Agustus. Aku menjawab lagi, "Tapi saya kan dijadwalkan munaqosyah tanggal 29 Mei 2017. Dan itu belum batas maksimal. Batas maksimal tanggal 30 Mei 2017." 
Akhirnya aku mundur. Pasrah sudah pada Allah. Mungkin memang jalan terbaikku untuk tidak wisuda bulan Agustus. Kalau Allah belum berkehendak, mau dikejar seperti apa pasti tidak bisa didapat, kata ku dalam hati mencoba menenangkan diriku sendiri. 

Tepat tanggal 24 Mei 2017 ada seorang teman yang bernasib sama sepertiku. Namanya Nanda. Dia mencoba melobi petugas TU. Dan alhamdulillah akhirnya dibolehkan mendaftar asalkan aku juga mendaftar. Dia menghubungiku, tapi sayangnya saat itu paket dataku habis, signal wifi kampus lagi jelek, baterai HPku lowbat. Ada missed communication dengan dia. Kita janjian ke TU jam 1. Tapi kutunggu-tunggu dia tidak datang, padahal aku sudah berjanji mau menjemput adikku. Akhirnya aku pun pulang dan sampai rumah jam sekitar jam 3 sore hampir adzan Ashar, membuka SMS ada pesan, "Mbak Anda diizinkan mendaftar munaqosyah". "Alhamdulillah", kataku dalam hati. Akhirnya aku bilang sama ibu dan ibu pun mensupport aku buat kembali ke kampus. "Tapi aku belum sholat Ashar Bu." Ibu bilang,"Nanti sholat ashar nya di kampus." Dengan restu ibu, aku pun kembali ke kampus. Di sepanjang jalan aku tak berhenti berdzikir. Jarak rumah sampai kampus yang biasa kutempuh dalam waktu 75-90 menit (1,25-1,5 jam) hari itu kutempuh dalam waktu 50 menit. 

Alhamdulillah, sampai kampus masih jam 15.50 yang artinya harusnya TU belum tutup. Aku menghadap petugas TU, dan tahukah kalian? Aku DITOLAK lagi. Badanku lebih lemas dari saat ditolak pertama. Aku pun agak protes,"Pak, tapi saya dapat SMS katanya saya diizinkan menadfatar munaqosyah hari ini."
Petugas TU menjawab,"Itu kan tadi siang. Sekarang sudah jam berapa." Aku pun membela diri,"Tapi Pak, saya baru buka SMS jam 15.00 karena saya tadi pulang dulu mau menjemput adik." Aku pun tak mampu lagi membendung banjir di pelupuk mataku. Pada saat itu Pak Kajur dan Sekjur pun keluar dari kantornya, bertanya kepadaku bla bla bla. Alhamdulillah, Pak Sekjur mau membantuku melobi Pak DPA untuk mengundur waktu munaqosyah menjadi 30 Mei 2017 dan membantuku mencarikan dosen penguji. Tak henti-hentinya aku bersyukur kepada Allah. Akhirnya, meskipun di batas hari ujian terakhir untuk wisuda periode Agustus 2017, aku tetap diperbolehkan ujian munaqosyah.

Alhamdulillah, setelah munaqosyah tentu saja saya dinyatakan lulus dengan revisi (lagi). Dosen Pembimbing selalu berpesan, "jangan lama2". Penguji memberi waktu revisi 3 hari. Dan tahukah bahwa saat itu aku harus mencari data lapangan lagi dan merevisi dalam waktu tiga hari? 
Ya Allah, hidupku ini benar2 penuh drama. Tapi semua kujalani dengan penuh keyakinan. Alhamdulillah aku bisa menjalaninya dan akhirnya skripsi fiks acc. Tanggal 6 Juni 2017 adalah hari terakhir upload file untuk periode Agustus 2017. Dan aku baru mendapat pengesahan dari dekan tanggal 6 Mei 2017 pukul 16.30 WIB. Setelah mendapat tandatangan ternyata kurang cap. Pintu TU sudah dikunci, akhirnya masih ada mas2 petugas Tu yang mengunci pintu. Aku pun melobi agar diberikan cap. Alhamdulillah DAPAT! 
Aku langsung otw pulang. sehelumnya aku harus nyecan berkas yang perlu discan dan langsung pulang. Sampai rumah sekitar jam setengah 8 malam. Aku merasa sangat berdosa karena waktu itu aku sempat menunda sholat Isya'. Aku terus beristighfar selama membuat bookmark skripsi. Sekitar pukul sembilan malam bookmark skripsiku alhamdulillah jadi. Aku pun pergi ke Warnet untuk mengupload skripsi. Alhamdulillah jam 10 malam skripsiku berhasil kuupload. Setelah kelar urusanku, aku langsung pulang dan Sholat Isya'. Aku menangis mohon ampun karena telah menunda Sholat. Rasanya memang berbeda, ada perasaan tidak tenang ketika kita menunsa sholat. Alhamdulillah semua berjalan lancar dengan kisah drama yang kualami.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisahku ini. Yang terpenting adalah doa, ikhtiar, tawakal dan ridho orang tua. Dan kau tahu, aku berusaha mengejar skripsi selesai dan mengejar wisuda Agustus 2017 karena niatku untuk birrul walidain. Aku berharap orangtuaku ridho kepadaku dan Allah juga ridho kepadaku. Itulah yang menjadi alasan utama kenapa aku mati2an mengejar terselesainya skripsi. Untuk membahagiakan orangtua dan mengurangi beban orang tua. Dalam hal ini mungkin setiap orang tua memiliki sifat yang berbeda2. Dan kebetulan aku dilahirkan dari rahim seorang ibu yang selalu mengajarkan disiplin dan efisien waktu. Dan aku sering kena teguran karena sering menunda-nunda pekerjaan (termasuk dalam pengerjaan skripsi). Karena itu aku ingin berusaha semaksimal mungkin agar orang tua ridho, sebab aku berharap Allah juga ridho kepadaku.
Kita boleh mengejar dunia, tapi jangan lupakan akhirat. Semua harus seimbang. Niatkan semua yang kita lakukan untuk menggapai ridho-Nya Allah.

  • Wallahua'lam.. 

Saturday 19 May 2018

Kita Bertemu karena Takdir Allah

Siapa sangka pada akhirnya kita akan menjadi "saudara"? Berawal dari ketersesatanku ke kampus oren itu, kita dipertemukan... Dalam satu grup FB, pertama kukenal dua teman bernama Sarah dan Sulis.. Lalu kita saling bertukar nomor HP dan saling SMS (waktu itu belum ada WA). Bahkan saat itu kita baru saja saling mengenal, tapi kita sudah bisa akrab satu sama lain... Inikah rasanya menjadi mahasiswa? Aku merasakan hatiku sedang bergejolak... Apakah aku bermimpi? Aku adalah benar2 calon mahasiswa U*Y... Kampus yang selama ini aku damba-dambakan dan impikan karena cita-cita ku ingin menjadi seorang guru.. 
Bersama Sulis dan Sarah aku diperkenalkan dengan Etik dan Lyla... 
Tentu saja awal mula kita melakukan prosedur sebagai calon mahasiswa di kampus itu... Mulai dari tes kesehatan, registrasi maba, pendaftaran ospek, dll. Kami adalah anak2 lulusan SMK dan SMA yang masih polos2...
Pada waktu TM OSPEK Fakultas, tentu kami dipertemukan dengan teman2 satu kelompok... Nah, dalam satu Grup ada 3 pemandu dan 3 kelompok... Di sana aku pertama kali mengenal Hikari dan Rahma Darma... Entahlah... Aku juga tak tahu kenapa aku bisa langsung akrab dengan Hikari.. hihii.. Aku sering ngobrol bersama Hikari... Teman yang selalu mengajariku menyelesaikan jahitan2 itu... Teman bermalam karena lembur tugas jahitan.. Thank's udah mau menampungku di kosmu saat aku galau dengan tugas2ku dan si Doi...
Sedangkan dengan Rahma aku baru akrab karena dipertemukan saat melingkar di sebuah lingkaran cinta.... wkwkwk..
Ada TM Ospek Fakultas ada TM OSPEK Jurusan... Emmm, sebenarnya aku lupa kapan pertama kali bertemu Amalia Iffat.. Kurasa saat TM OSPEK jurusan... Iya nggak ya? Saat itu aku melihat Iffat itu familiar, wajahnya tidak asing bagiku.. entah mirip siapa atau aku pernah bertemu sebelumnya.. entahlah... Aku mulai akrab dengan Amalia Iffat sejak kami satu tim dalam NU Gen 2011.. Lomba Kostum Lawa Kusya bersama Emyong dan Sansan... Sejak itu aku juga sering nginep dan ngobrol di kos Iffat...
Bahkan sampai aku persiapan ikut SBMPTN 2013, Iffat siap menampungku di kosnya.. :') 

Pertemuan kita memang sudah digariskan oleh Allah.. Kita bertemu dan bersudara karena takdir Allah... Terima kasih sudah mau menjadi sahabatku di saat2 aku galau dan bahagia.