Wednesday 21 August 2019

Skill itu Hanya Butuh Menambah Jam Terbang



Aku ini wanita biasa yang masih banyak kekurangan. Sebagai wanita biasa aku diberi Allah amanah sebagai seorang pelayan publik dan sebagai seorang istri. Dalam menjalankan amanah itu pastilah butuh kerja sama antara aku dan suami. Namun alhamdulillah suamiku tidak menuntut aku sebagai istrinya harus masak yang enak-enak terus (bersyukur sekali kan aku jadinya?). Why? Karena kebanyakan laki-laki itu memilih wanita shalehah, yang jago masak, pandai bergaul di masyarakat, dll kriteria istri idaman pada umumnya. Tapi aku bukan tipe wanita sempurna seperti yang diidamkan banyak laki-laki.
Soal shalehah? Hanya Allah yang tahu keshalehahan yang sejati.
Soal jago masak? Bukan akulah orangnya. Aku memang bisa masak, tapi hanya sebatas bisa, tapi tidak terampil.
Soal njahit? Bisa dong. SETAHUN belajar njahit, kalo tidak diamalkan ilmunya akan hilang. Makanya sesekali aku bikin baju sendiri. Bahkan gaun pernikahanku aku jahit sendiri dengan tanganku mulai dari bikin pola sampai jadi gaun nikah.
Soal pandai bergaul di masyarakat? Bukan aku juga orangnya. Tapi dulu aku berusaha untuk bergaul, "ngetok" lah di masyarakat, khususnya di acara kepemudaan kampung.
Soal pelayanan publik? Aku belajar menjadi pelayan publik sejak ikut organisasi. Sebisa mungkin dilakukan dengan pelayanan prima. So, buat kamu adik2 yang saat ini ikut organisasi, insyaallah kelak tidak akan menyesal. Yakin itu!
Jadi intinya apa? Aku BUKANLAH wanita seperti kriteria istri idaman laki2 pada umumnya. Tapi justru ketika menikah, aku dipaksa oleh keadaan untuk menambah jam terbang. Jam terbang untuk memasak, mencuci, nyetrika, menyiapkan pakaian suami, jam terbang jadi pelayan publik, mendidik banyak bocil2 dengan berbagai karakter unik yang melekat dalam dirinya.. Semua berawal dari dipaksa keadaan menjadi terpaksa dan terbiasa menambah jam terbang.. Terus, soal pandai bergaul di masyarakat gimana? Aku masih belajar soal itu. Semenjak menikah aku bergaulnya malah dengan orang2 kampung lain.. bukan di lingkungan tempat tinggal dan ku akui bahwa aku masih kesulitan bergaul dengan lingkungan tempat tinggal yang baru, kecuali dengan orang2 yang sama2 supel.

Tuesday 20 August 2019

Jangan Paksa

Jangan paksa aku berhenti menulis...
Sebab tulisanku adalah apa yang menjadi buah pikirku... Jangan paksa aku berhenti menulis, sebab apa yang aku tuliskan kadang mewakili rasa yang tak mampu dilukiskan oleh lisanku...
Jangan paksa aku berhenti menulis, sebab memaksaku berhenti menulis sama hal nya dengan membunuh buah pikirku...
Selama tulisanku bukanlah menyebarkan aib diri sendiri dan orang lain, selama tulisanku tidak mengandung unsur SARA, selama tulisanku bukanlah mencemari nama baik seseorang atau kelompok tertentu, selama tulisanku tidak merugikan orang lain, aku rasa bukanlah sebuah persoalan jika aku masih ingin menulis... Menuliskan rasa dan asa dalam bingkai kata...

Thursday 15 August 2019

Aku Tidak Sekuat Dulu


Kini aku tidak sekuat dulu...
Dulu seharian melalang buana pergi pagi pulang malam rasanya sudah biasa...
Tiada lelah yang berarti... Kini sudah berbeda...Amanah dan tanggung jawab sudah lebih banyak... Umur semakin bertambah... Tidak lagi seperti dulu... Fisik yang kuat mulai melemah... Ah, rasanya mengingatkan ku juga akan sebuah masa.... Sebuah masa bahwa semakin bertambah umurku semakin berkurang jatah hidupku di dunia... Fisik yang tidak lagi kuat seperti zaman muda.. Hey diriku, tidak sepantutnya engkau mengeluh... Niatkan semuanya untuk ibadah kepada Allah... lillahi ta'ala... Jalani, nikmati, syukuri anugerah hidup ini... Alhamdulillah dua bulan bersamamu... Kuharap sakinah mawadah warohmah penuh barokah... aamiin..

Saturday 29 June 2019

Semoga Sakinah Till Jannah

Alhamdulillah, Semoga sakinah till jannah... Paska pernikahan, untuk pertama kalinya kami bisa berlibur bersama. Hari-hari biasa kami sama2 sibuk. Apalagi suami yang sering lembur dan pulang malam. Rasanya butuh me time atau quality time bersama doi.
Alhamdulillah keponakan pas datang dan mengajak renang di kolam renang akhirnya, kami pun memilih goa cemara sebagai tujuan liburan... Selain ada kolam renangnya, juga dekat n murah meriah euy... Bahagia rasanya melihat keponakan bahagia.. Aku pun merasa bahagia karena bisa lebih dekat sama suami..Bahagia melihat suami bersama keponakan sedang bermain... Rasanya ingin memiliki sendiri buah hati dan buah cinta kami... Doaku, semoga Allah memberikan amanah dan menganugerahkan kepada kami keturunan yang shalih shalihah... Aamiin Ya Rabbal 'alamin... Love you just because Allah Dear... ♡♡♡

Thursday 13 June 2019

Sendiri, Jangan Khawatir, I'm Okay


Menjelang hari pernikahan, banyak yang menanyakan,"bagaiamana perasaanmu?" "Deg2an nggak?"
"Bagaimana persiapan pernikahannya?" Aku akan jawab, "Ah, biasa saja kok. Perasaanku masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Semua masih sama. Kesibukan masih sama. Menyelesaikan urusan sendiri masih sama, sendirian." 😂
"Persiapan pernikahan? Ah, aku nggak nyiapin apa2 kok. Yang nyiapin orang tua. Inginku  pernikahan yang sederhana saja dan simple. Tapi, semua kembali kepada orang tua. Aku mah hanya bisa manut aja sama orang tua. Wong yang punya gawe orang tua." Kadang sempat bertanya dalam hati sendiri,"Adakah yang bisa menemani di malam2 menjelang pernikahan? Hatiku mulai rapuh. Butuh bahu untuk menangis. Butuh tangan yang menguatkan. Adakah orang nya?" Tapi, semua pertanyaan itu mulai kuurungkan. Kemudian aku berpikir, aku masih sendiri. Bukankah aku sudah terbiasa sendiri? Semua akan kujalani sendiri. Malam menjelang pernikahan akan kulalui "sendiri" di tengah keramaian. Sendiri, jangan khawatir, aku baik-baik saja menikmati masa-masa  sendiriku. 😊😇

Thursday 6 June 2019

Menerimamu Sayang

Menerimamu menjadi bagian dari keluarga ini bukan tanpa alasan... Aku memilih untuk hidup bersamamu karena petunjuk dari langit... Semua karena Dia... Semakin kujalani, semakin aku merasa yakin bahwa kamu adalah yang terbaik yang Dia pilihkan untuk menemani perjuanganku... Terima kasih telah memilihku menjadi calon ibu dari anak2mu kelak... Aku tak peduli apa pandangan orang tentang dirimu... Yang kutahu, kamu adalah dia yang selama ini aku cari... #istikharahcinta
#taarufkhitbahnikah #menikahtanpapacaran
#pacaransetelahmenikah
#norelationshipbeforemarriage
#bismillahmembanguncinta

Wednesday 22 May 2019

Siapa Dia?

Sejak pertama kali jumpa dengan dia entah kenapa rasanya tidak asing dengan wajah itu. Wajah yang baru pertama kali kujumpai. 
Rasanya seperti kami pernah mengenal sebelumnya. Entah kenal di mana dan kapan akupun tak tahu. Hanya saja wajah itu familiar.
Ah, yaaa.. Perjumpaan dan perkenalan yang begitu singkat menurutku... Tapi, rasanya seperti sudah mengenal lama... Ya, wajahnya tidak asing bagiku...Dan tentang keluarganya, aku pun merasa familiar dengan keluarga itu. Wajah2 yang rasanya pernah kutemui sebelumnya...
Lagi-lagi aku seperti pernah mengenal sebelumnya... Tapi ini nyata, aku belum pernah bertemu sebelumnya... Waktu itu adalah pertama kali jumpa dengannya... Dan aku masih menyimpan banyak tanya... 
Kapan aku dan dia pernah bertemu sebelumnya? 
Mungkin aku dan dia memang pernah jumpa di masa lalu. Tapi kapan? Lagi2 kapan? Di mana? Siapa dia? Entahlah... Tugasku hanya ikhtiar dan terus berdoa... Semoga bisa menjadi partner Sehidup Sesurga...

Tuesday 2 April 2019

Seminar Online Bersama Ummi Nunung dan Bunda Galuh

💕
Bismillah..
Assalamualaykum, Ayah dan Bunda yg dirahmati oleh Allah..
Alhamdulillah, senang sekali rasanya Umi bisa hadir kembali berbagi bersama Ayah dan Bunda sekalian..

Di kesempatan kali ini, Umi akan menceritakan pengalaman Umi dlm membina rumah tangga yg Masya Allah, sudah Allah kasih umur 29 tahun ini..
Semoga kisah Umi dan Abi bisa menjadi pembelajaran bagi Ayah dan Bunda sekalian..

💕💕
Yang namanya sebuah pernikahan, pasti ada saja ujiannya..

Ada yg diuji dengan suami/istrinya
Ada yg diuji dengan mertuanya
Ada yg diuji dengan tidak kunjung memiliki momongan
Ada yg diuji dengan anaknya
Ada yg diuji dengan orang ketiga
Dan masih banyak lagi ujian2 yg datang dalam pernikahan..

Yg harus digarisbawahi adalah, *ujian dalam pernikahan adalah hal yg WAJAR*.
Mengapa?
Karena Syaithan punya tugas khusus utk memisahkan pasangan suami-istri, dan membuat mereka tidak mau berada dalam ikatan halal pernikahan.

Jadi wajar saja jika syaithan melakukan berbagai macam cara utk merusak sebuah pernikahan.
Nah, tugas kita adalah: *Jangan sampai Kalah*

💕💕💕
Abi dan Umi menikah di umur yg masih sangat muda utk ukuran waktu itu. Abi 22 tahun, Umi 21 tahun. Masih sama-sama kuliah di salah satu Perguruan Tinggi di Yogyakarta.

Umi, anak kesayangan bapak dan ibu yg selalu dimanja, mendadak harus menghadapi sebuah kehidupan yg berbeda 180° dr kehidupan yg selama ini Umi jalani.
Abi yg belum memiliki pekerjaan tetap.
Masih membayar SPP utk kuliah. Rumah yg harus ngontrak setiap tahunnya (bahkan, belum sempat unboxing semua barang2, kami sudah harus pindah lagi). Dan Masya Allah, kehamilan hampir di setiap tahunnya 😅.
Sampai, setiap kali ibu mertua saya telpon dr Jakarta "Sudah pasang KB belum?" karena khawatir bertambahnya anak2 kami, Umi cuma bisa langsung menyerahkan telpon kepada Abi, biar Abi yg jawab. Wah, menegangkan. Hihihi

Bayangan indah sebuah pernikahan, harus Umi dan Abi awali dengan penuh perjuangan. Sempat kaget, tp alhamdulillah, jika bersanding dg orang yg mencintai kita (dan mencintai Allah tentunya), pasti akan terasa ringan. Malah cenderung heroik ya 💪😄

 ðŸ’•ðŸ’•ðŸ’•ðŸ’•
Abi dan Umi berkomitmen utk menjadi *pasangan suami istri yang pembelajar*. Dengan situasi yg serba baru dan mengejutkan di awal pernikahan, kami memandang bahwa ini semua adalah cara Allah utk mendewasakan dan menguatkan kami.

Bila tidak ada uang, Abi dan Umi berikhtiar dgn banyak cara: 
Banyak berdoa, dzikir, dan sebagai ikhtiar kami, kami berjualan. Apa saja. 

Jualan buku, jualan lapis jok mobil, jualan kertas bekas, jahit jilbab lalu dijual sendiri, yg pd akhirnya modal nya habis utk biaya kebutuhan sehari-hari. Bahkan, Abi sampai bersepeda dari Bantul-RS Sarjito hanya utk bekerja sebagai penjaga Toko Buku 😄

Hebatnya, Abi dan Umi *tidak merasa itu sebuah nasib yang sulit*. Justru kami merasakan ini sebuah *tantangan* bagaimana kami akan terus bertahan dengan cara kami.
Tidak meminta kepada orangtua, apalagi mertua. Dan Allah membuka jalan kehidupan babak baru dlm kehidupan kami. 

Satu persatu dibuka:
Anak anak yang sehat, anak anak yg mudah di arahkan kepada kebaikan, anak anak yg mudah bersabar dgn segala keadaan, itu pemberian Allah yang luar biasa pada Umi dan Abi 😇

💕💕💕💕💕
Umi yakin, setiap keluarga pasti punya kisah kehidupan yang berbeda-beda. Menjemput masa depan keluarga pun dg cara yg berbeda-beda.

Umi dan Abi memilih cara *membentuk kelurga dakwah* sebagai cara menjemput masa depan kami. Dakwah, berbagi kebaikan, menjadi nafas keluarga kami.
Anak anak sudah dilibatkan dengan kegiatan dakwah sejak mereka masih dalam kandungan. Bergerak menyampaikan kebaikan dan menyampaikan tentang nilai nilai keislaman.

Hidup berkeluarga dengan dakwah sbg bingkainya adalah *pilihan sadar* Umi dan Abi. Semua perjalanan kehidupan keluarga, kami isi dgn nilai nilai dakwah.

Melakukan *dengan sadar* kewajiban2 suami ke istri dan sebaliknya , mendidik anak secara islami, mengajarkan ibadah sholat, puasa, zakat, masalah halal haram, sampai semangat utk menjadi anak anak yg pintar sholih dan sholihah.

Dengan kerangka dakwah, berbagi kebaikan dan kebermanfaatan, Insya Allah perjalanan pernikahan akan semakin mudah dan barokah 💕

 ðŸ’•ðŸ’•ðŸ’•ðŸ’•ðŸ’•ðŸ’•
Jika ditanya, apa sih tips Umi dan Abi bisa melewati masa pernikahan hingga sampai 29 tahun (dan semoga bersama hingga syurga, Allahumma Aamiin)?
Kurang lebih begini:

Kiat kiatnya:
*1. Terus berdakwah dan terlibat dlm kegiatan dakwah*
Umi percaya, ketika Umi memudahkan orang2 lain belajar tentang agama Allah, maka Allah akan menjaga Umi dan keluarga Umi. Begitulah Allah sudah berjanji, dan Umi percaya 100% dengan janji Allah.

*2. Menjaga Amalan Ibadah harian*
Ibaratnya, inilah bahan bakar Umi dan Abi menjalani kehidupan bersama. Semakin dekat Umi dan Abi pada Allah, maka semakin dekat dan rukun hubungan kami berdua dan keluarga 😉

*3. Banyak ber sedekah*
Umi membiasakan diri dan anak2 Umi, jika mampir sholat di masjid, masukkan infaq ke kotak. Seberapapun yg kita punya.
Kalau butuh sesuatu, beli di tetangga atau teman. Tidak usah pakai menawar.
Dan lain sebagainya.

*4. Memudahkan urusan orang lain*
Barangsiapa memudahkan urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan urusan kita..

*5. Menjalin Silaturahim*
Menjaga hubungan baik dg orangtua,  mertua, keluarga, dan teman. Terutama ustadz dan para orang orang yg sudah berhasil membangun keluarga hebat.

*6. Membangun Komunikasi yg baik*
Komunikasi harus saling. Dua arah.
Artinya bisa saling menahan diri.
Saling memahami gaya komunikasi pasangan. Jadi kadang istri yang mengalah atau sebalikany suami yg mengalah.
Prinsipnya adalah, bagaimana caranya agar masalah terselesaikan tanpa meninggalkan rasa sakit hati dalam diri kita dan juga pasangan.

*7. Bersabar dengan ketentuan Allah.*
Apa-apa yg Allah berikan kepada kita, entah itu berupa nikmat ataupun ujian, adalah hal yg terbaik untuk kita. Terima dan bersabar, berlapang dada.
Semoga Allah memudahkan semua urusan kita, dan menjaga biduk pernikahan kita semua..

💕💕💕💕💕💕💕
Masya Allah, Umi bersyukur sekali diberikan kesempatan oleh Allah utk berbagi hari ini.

Semoga apa yg Umi sampaikan, bisa menjadi cambuk penyemangat untuk terus berusaha menjaga dan menghidupkan pernikahan Ayah dan Bunda sekalian. Agar tidak hanya bersama pasangan di dunia, tapi juga di syurga-nya Allah kelak.

Semoga Allah terus melimpahkan sakinah, mawaddah, dan rahmah-Nya kepada keluarga Ayah dan Bunda semua.
Allahumma Aamiin..

Friday 29 March 2019

Duhai Engkau

Duhai engkau yang dikirim Allah untukku...
Kadang masih tak percaya bahwa hari itu engkau datang bersama keluargamu untuk meminangku...

Benarkah engkau yang dikirim Allah untukku? Aku masih tak percaya... Dalam yakinku aku hanya bisa berdoa, apabila benar engkau jodohku semoga segala nya akan dipermudah...segala keraguan akan dihapus dan perasaan akan dikuatkan kepada engkau... Dan aku hanya berbekal yakin bila benar kita berjodoh, pastilah kita akan dipersatukan dalam ikatan pernikahan... Dan kuharapkan sebuah keluarga yang sakinah mawadah rahmah dan penuh berkah....

Duhai engkau....
Jika benar engkau yang dipilihkan Allah untuk menjadi imam dalam keluarga kecil kita nanti, bimbinglah aku agar semakin taat pada Rabb kita... Aku berharap kita bisa saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing kita... Aku berharap kita bisa saling jujur, saling menjaga kepercayaan, saling setia dalam setiap keadaan, saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran, saling bekerja sama dalam menjalankan peran suami istri, saling menjaga aib dalam keluarga dan saling-saling yang lain yang bisa membuat pribadi kita lebih berkualitas... Harapku jangan ada marah-marah dan perkataan kasar dalam keluarga kecil kita... Dan jika pada saatnya kita telah diberi amanah berupa momongan, buah hati kita, semoga kita menjadi orang tua yang bisa menjadi teladan bagi si Kecil kita nanti... Aku berharap buah hati kita tumbuh menjadi anak2 shalih shalihah dan bahagia dunia akhirat... Untuk itu, marilah kita bersama belajar menjadi orang tua yang baik bagi mereka... Aamiin...

Duhai engkau, tahukah bahwa keyakinanku semakin kuat ketika engkau menyarungkan cincin di jari manisku... Duhai, sungguh aku memang berusaha menjaga agar tidak bersentuhan dengan nonmahram sebelumnya... Maafkan aku jika aku menjadi grogi saat itu... Aku meminta ibuku yang memasangkan cincin itu bukan karena aku tak mau engkau yang memasangkan.. Melainkan aku hanya ingin menjaga agar pernikahan kita tetap berkah dengan melaksanakan apa yang diridhoi Allah dalam setiap prosesnya... Tapi Ya sudahlah... Semua sudah terjadi... Dan aku hanya bisa pasrah dan berdoa agar aku dan kamu segera menikah...


Duhai engkau yang akan memiliki hatiku, ketahuilah bahwa aku ini hanyalah wanita biasa... Bukan wanita yang sempurna... Aku pun punya banyak kekurangan... Aku ini masih belajar agar bisa menjadi wanita shalihah... Meskipun demikian bukan berarti aku terbebas dari khilaf dan salah... Aku ini wanita biasa yang kadang masih melakukan khilaf dan salah... Maka, marilah kita saling menjaga agar tetap berada di jalan yang lurus, jalan yang diridhoi Allah..

Duhai engkau... hatimu dan hatiku adalah milik Allah... Allah yang berhak membolak balikkan hati manusia... Maka mari kita dekati Sang Pemiliki Hati kita... Ya Muqolibal qulub tsabit qulubana 'ala dinika... Ya Allah yang Maha membolak balikkan hati, tetapkan hati kami pada agama-Mu... Yang menciptakan kemantapan di hati kita adalah Allah... Semoga kita bisa membangun cinta atas ridho-Nya. Aamiin...

Duhai engkau, biarlah engkau tetap menjadi rahasia sampai akad terucap nanti... Semoga engkau benar-benar yang dipilihkan Allah untuk menjagaku... Semoga aku pun benar-benar yang dipilihkan Allah untuk mendampingimu di saat suka dan duka, di saat lapang dan sempit, di saat sedih dan bahagia...
Semoga kita tak hanya dikumpulkan di dunia namun juga di Surga-Nya kelak.. Aamiin