Tuesday 26 June 2018

Bahagianya Tinggal di Desa

Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: Menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu)

Bagiku, tinggal di desa adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Bagaimana tidak? Nuansa kekeluargaannya masih sangat kental. Juga gotong royongnya masih terjaga dengan baik. Suasana di desa juga sangat berbeda dengan kota. Di desa masih banyak pepohonan yang menghasilkan banyak oksigen. Hal ini membuat suasana di desa menjadi sejuk. Terlebih rumahku terletak dekat Pantai yang mana aku bisa kapan saja berlibur ke Pantai. Di daerah Pantai pun terdapat taman Bunga matahari yang menarik para wisatawan untuk sekedar menikmati indahnya taman bunga. Ataupun mengambil gambar ootd. Maka, sudahkah kita bersyukur tiap hari?
Bicara soal kekeluargaan di Desa, aku ingin mengambil contoh ketika ada salah seorang warga yang sakit, warga lain berbondong-bondong menjenguknya. Jika warga harus opname di rumah sakit, maka Pak Ketua RT biasanya mengkoordinir warga lain untuk men-charter Bis atau bahkan ada warga yang naik mobil pick up atau malah truk. Demi bisa menjenguk warga yang sedang sakit.


Kedua foto diambil di Pintu masuk RSUD pada tanggal 26 Juni 2018

Selain menjenguk orang sakit, biasanya rasa kekeluargaan dan gotong royong itu saat ada warganya yang meninggal, ataupun punya hajat tertentu seperti nikahan, lahiran, sumbatan, syukuran, dan lain-lain... 

Begitulah warga Desa mengamalkan ajaran agama Islam. Islam itu sangat sederhana dan alangkah indahnya saat semua orang mampu mengamalkannya...



No comments:

Post a Comment